Cara Melancarkan ASI bagi Ibu Menyusui agar Bayi Tetap Sehat

Admin RSIA Permata Bunda

4/1/20233 min read

ASI merupakan asupan penting bagi bayi berusia 0-6 bulan. Nutrisi ASI yang didapat oleh gizi sang Ibu berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh bayi, mencegah risiko stunting, serta menjaga tumbuh kembangnya.

Kementerian Kesehatan RI mencatat sebanyak 71,5% ibu sudah memberikan ASI untuk pertumbuhan bayi. Akan tetapi, para ibu di beberapa provinsi Indonesia masih ada yang tidak memberikan ASI secara optimal dengan persentase terendah 52%.

Oleh karena itu, Bunda yang tengah aktif menyusui perlu mengetahui apa penyebab ASI tersendat, dan bagaimana cara melancarkan ASI. Simak artikel ini untuk informasi selengkapnya, yuk!

Apa saja penyebab ASI keluar sedikit dan tersumbat?

Tidak sedikit ibu yang mengalami stres dan frustrasi karena ASI yang tidak lancar. Bunda perlu tahu penyebab ASI tersumbat dengan faktor seperti berikut:

  • Stimulasi yang buruk

Hal ini juga disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hormon ibu yang tidak seimbang, jaringan mulut dan lidah bayi yang membuat melekat tidak sempurna.

  • Sugesti ibu jika ASI mereka tidak cukup

Dikutip oleh International Breastfeeding Journal, maksimal 75% ibu meyakini bahwa dirinya tidak mampu mencukupi ASI. Dengan sugesti kepercayaan diri, ternyata ibu berhasil menghasilkan ASI yang lebih banyak.

  • Terbiasa menyediakan susu formula

Terkadang, ibu memberikan susu formula sebagai pendamping alternatif ASI bagi bayi. Hal tersebut memicu persediaan ASI menjadi sedikit, karena tidak sering dipompa dan dikeluarkan.

  • Kondisi kesehatan

Jumlah ASI dapat berkurang karena kondisi kesehatan yang sudah diderita dari sebelum dan sesudah melahirkan. Gangguan yang dapat membuat ASI tidak lancar adalah tekanan darah tinggi, pendarahan pasca melahirkan, operasi payudara, ketidakseimbangan tiroid, sampai sindrom PCOS.

Saat Bunda dapat menyusui secara reguler tanpa hambatan apapun, tentunya bayi sehat dan bahagia. Supaya ASI lancar tanpa terhambat, Bunda yang tengah menyusui dapat mengikuti cara berikut ini:

1. Menyusui 8-16 kali sehari

Faktanya, dalam 24 jam bayi menyusu dalam 8-16 kali sehari. Untuk itu, ibu bisa merangsang kaki dan membelai kepalanya saat posisi bayi sudah siap maupun belum untuk menerima ASI. dengan sering memberi ASI setiap 2-3 jam, produksi ASI akan melimpah dan terjaga hingga nanti.

2. Tetap menggunakan dua payudara secara bergantian

Agar ASI tetap melimpah, usahakan ibu menyusui bayi dengan memberdayakan kedua payudara di sisi kanan dan kiri secara bergantian. Di setiap sisi, bayi menghisap dengan ritme cepat ke lambat. Jika sudah mulai melambat, ibu bisa menggantikan posisi bayi ke sisi payudara lain supaya ASI tetap keluar dengan lancar.

3. Memijat payudara sebelum menyusui

Tujuan pijat payudara ini agar produksi ASI menjadi lebih bernutrisi, tinggi lemak, membuat bayi lebih kenyang dan cepat gemuk. ASI ini disebut dengan hindmilk.

Selain hindmilk yang berwarna kekuningan, yuk cari tahu warna-warna pada ASI yang berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu.

4. Kontak langsung dari kulit ke kulit

Saat ibu memberi ASI dengan kontak langsung pada kulit bayi (Skin to skin), ibu melepaskan hormon oksitosin dan prolaktin yang membuat produksi ASI menjadi melimpah.

5. Memompa ASI setelah menyusui

Setelah menyusui bayi yang langsung menyentuh kulitnya, ibu direkomendasikan untuk memompa kedua payudara agar produksi ASI tetap banyak dan melimpah. Setelah bayi menyusu, meskipun ASI tidak keluar, tetap yakinlah jika ASI akan tetap mengalir.

Apabila ASI benar-benar tersumbat, disarankan untuk mencoba pompa setiap 2 jam dengan durasi tidak lebih dari 20 menit. Gunakan pompa ASI yang berkualitas, dengan mode dan ukuran pipa yang sesuai, ya!

6. Hindari penggunaan botol dan dot pada bayi

Pastinya Bunda yang sedang aktif menyusui ingin bayi Anda tetap menghisap ASI langsung dari payudara, bukan? Untuk itu, ibu perlu menghindari penggunaan botol dan dot saat memberi minuman atau suplemen pendamping ASI. Ibu bisa langsung menggunakan cangkir atau pipet, meskipun bayi masih berusia dibawah 2 minggu, supaya bayi terbiasa untuk menyusui dengan kontak langsung payudara.

7. Jangan lupa untuk prioritaskan diri sendiri

Sebagai ibu menyusui yang memprioritaskan segalanya untuk bayi, jangan lupa jika mereka juga butuh nutrisi yang baik, mengkonsumsi air putih minimal 2L sehari, istirahat cukup, melakukan aktivitas yang menyenangkan fisik dan jiwa ibu. Percayalah, ibu senang dan happy, ASI pasti lancar!

8. Hindari diet ekstrim

Diet yang ekstrim dan berlebihan justru menghambat ASI. Penuhi nutrisi baik, batasi makanan berlemak dan manis, nantinya berat badan akan menyesuaikan untuk turun, kok!

9. Jauhi rokok dan alkohol selama masa kehamilan

Selama hamil dan menikmati momen menyusui, hindari dulu alkohol dan rokok untuk sementara waktu. Keduanya dapat membuat ASI tidak lancar.

10. Pertimbangkan penggunaan kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal masih tergolong aman untuk digunakan oleh ibu menyusui. Namun, kandungan hormon estrogen di dalamnya menyebabkan ASI cepat kering dan tidak melimpah lagi.

Lebih lanjutnya, konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk penggunaan kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui.

11. Konsumsi makanan bernutrisi dan suplemen tambahan

Agar ASI tetap lancar, ibu menyusui perlu memperhatikan asupan nutrisi bergizi seimbang. Makanan pelancar ASI yang direkomendasikan seperti oatmeal, labu, kacang-kacangan, alpukat, sayuran hijau, biji-bijian, dan makanan tinggi protein.

Jika perlu, ibu menyusui dapat mengkonsumsi suplemen pendukung untuk memenuhi zat besi, kalsium, protein, vitamin A, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, dan yodium atas rekomendasi dokter kandungan.

Bunda, berikut adalah tips cara melancarkan ASI agar produksinya semakin melimpah, bayi tetap kuat dan sehat. Jangan lupa juga bagi para ibu untuk menghindari stres. Maka dari itu, mereka tetap butuh dukungan dari pasangan dan kerabat terdekat untuk mengelola emosinya.

Apabila Bunda yang sedang menyusui memiliki masalah terhadap suplai ASI, lebih lanjut konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan terdekat Anda, ya!

Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu sehat dan bahagia.

penulis : Widya Wulandari, Amd.RM